Keajaiban Kimia Otak : Bertemu dengan Orang yang Disukai Membuat Kita Bahagia

Waktu Baca : 2 menit

Banjarbaruklik – Dalam sebuah penelitian terbaru, ilmuwan telah mengungkapkan alasan mengapa pertemuan dengan seseorang yang kita sukai dapat memberikan perasaan bahagia yang mendalam.

Hasil studi ini mengungkapkan bahwa interaksi dengan orang yang disukai secara tidak langsung memicu respons positif dalam otak kita, menyebabkan peningkatan mood dan perasaan bahagia yang tak terelakkan.

Read More

Tim peneliti dari berbagai bidang seperti psikologi, neurologi, dan kimia otak telah bekerja sama untuk menggali rahasia di balik perasaan bahagia saat bertemu dengan orang yang kita sukai.

Mereka menemukan bahwa saat kita berinteraksi dengan seseorang yang menimbulkan perasaan positif, otak kita melepaskan hormon dopamin dan oksitosin. Hormon dopamin dikenal sebagai “hormon kebahagiaan,” sedangkan oksitosin sering dijuluki sebagai “hormon cinta” atau “hormon pelukan.”

Dr. Amanda Rodriguez, seorang ahli neurologi yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan, saat kita bertemu dengan orang yang disukai, otak kita merespons dengan meningkatnya kadar dopamin. Ini memicu sensasi euforia dan perasaan senang yang kita asosiasikan dengan kebahagiaan.

Dia juga menambahkan, oksitosin yang dilepaskan selama interaksi positif dapat meningkatkan rasa kedekatan dan keakraban antara individu, yang pada gilirannya meningkatkan perasaan bahagia.

Psikolog Dr. Kevin Lee mengatakan, penting untuk diingat bahwa kebahagiaan yang dirasakan dalam pertemuan dengan orang yang disukai bukan hanya berasal dari faktor biologis semata. Aspek-aspek psikologis, seperti kecocokan nilai dan minat, serta persepsi positif terhadap individu tersebut, juga berperan dalam menciptakan perasaan bahagia.

Temuan ini memberikan wawasan baru tentang mekanisme di balik perasaan bahagia yang kita rasakan saat bertemu dengan orang yang disukai.Memahami dasar kimia otak dan psikologi di balik hal ini dapat membantu kita menghargai kekuatan interaksi sosial yang positif dan memberikan pandangan lebih dalam tentang betapa kompleksnya sifat manusia dalam merasakan dan memahami emosi.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *