Beras, Penyumbang Inflasi Terbesar di Sektor Pangan Pada Oktober 2023

– Beras, merupakan penyumbang inflasi terbesar di sektor pangan pada Oktober 2023 tadi. (Foto: Dok/ Banjarbaruklik.com)
Waktu Baca : 2 menit

Banjarbaruklik – Beras, merupakan penyumbang inflasi terbesar di sektor pangan pada Oktober 2023 tadi. Hal ini menjadi sorotan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor atau yang akrab disapa Paman Birin pada Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Pengendalian Inflasi di Kalimantan Selatan, yang berlangsung di Hotel Novotel Banjarbaru pada Rabu (8/11) siang.

Melalui Sekretaris Daerah Kalsel, Roy Rizali Anwar, Paman Birin menyoroti masalah inflasi, khususnya fokus pada kenaikan harga beras. Dia meminta Dinas Ketahanan Pangan untuk melakukan pemetaan secara cermat terkait isu inflasi, dengan melibatkan pemerintah desa sebagai pihak yang memiliki pemahaman mendalam hingga tingkat terbawah.

“Pemerintah desa mengetahui kondisi sampai level terendah. Oleh karena itu, kita membutuhkan grand design yang dapat diperbarui setiap tahun, sehingga kita dapat mengantisipasi dan mengatasi masalah inflasi dengan lebih efektif,” ungkap Paman Birin.

Paman Birin menyoroti bulan Oktober sebagai contoh, di mana beras menjadi penyumbang inflasi terbesar di sektor pangan. Dia menekankan perlunya pemetaan luas area pertanian beras, antisipasi terhadap bencana seperti banjir, serta perbaikan infrastruktur irigasi. Paman Birin berharap dengan intervensi yang tepat, masalah inflasi beras dapat diatasi.

Menurutnya, pengendalian inflasi pangan, terutama beras, menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga secara keseluruhan. Data BAPPENAS menunjukkan bahwa realisasi Program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) di Kalsel baru mencapai 72,21 persen.

Paman Birin mendesak agar bahan pangan dan cadangan pangan segera didistribusikan kepada masyarakat untuk mencegah inflasi lebih lanjut. “Integritas data stok dan neraca pangan daerah harus ditingkatkan. Satgas pangan dan TPID Daerah harus bergerak cepat untuk mengantisipasi inflasi,” tegasnya.

Dalam konteks ini, Paman Birin menekankan tiga hal utama. Pertama, peningkatan integritas data stok dan neraca pangan daerah. Kedua, pengecekan secara rutin ketersediaan stok pangan di pasar oleh Satgas Pangan dan TPID. Dan ketiga, penguatan sarana dan prasarana pertanian, khususnya melalui inovasi seperti padi apung sebagai alternatif saat kondisi cuaca tidak bersahabat.

Meskipun demikian, Paman Birin menekankan bahwa pengendalian harga beras harus didukung oleh dukungan kepada petani lokal. “Pengendalian harga pangan harus berpihak kepada para petani kita,” pungkasnya.

Acara Rakorda dihadiri oleh Deputi BI Kalimantan Selatan, Satgas Pangan Polda Kalimantan Selatan, Kepala Biro Perekonomian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan se-Kalimantan Selatan, TPID Provinsi Kalimantan Selatan, TPID Se-Kalimantan Sepatan, dan Pimpinan Bulog Kalsel.

Reporter : Ahdalena
Redaktur : Ari Sukma Setiawan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *