WHO Dorong Pengaturan Vape Seperti Rokok: Mengapa ‘Lebih Aman’ Hanya Mitos?

ilustrasi vape.(Foto : pondokindah)
Waktu Baca : 2 menit

Banjarbaruklik – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan desakan mendesak kepada negara-negara untuk mengatur penggunaan vape dengan varian rasa, sebagaimana kontrol pada rokok tembakau konvensional. Namun, kini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan efektivitas vape untuk membantu perokok aktif berhenti merokok.

Ditambahkan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, pemasaran vape dengan rasa yang menarik mengarahkan anak-anak ke dalam ‘jerat’ konsumsi sejak dini. Penelitian menunjukkan peningkatan penggunaan vape di kalangan remaja usia 13-15 tahun, menciptakan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

Read More

Dokter spesialis paru, dr Erlina Burhan, SpP(K), menegaskan bahwa Indonesia perlu segera mengatur kebijakan terkait penggunaan vape dan rokok elektrik. Banyak yang mengira vape lebih aman, padahal kenyataannya tak jauh berbeda dengan bahaya rokok konvensional.

“Dampak kesehatan vape tidak dapat dianggap enteng. Banyak zat kimia yang bisa menimbulkan kanker, termasuk formaldehid dan hidrokarbon. Ada juga risiko luka bakar dari baterai lithium,” papar dr Erlina.

Selain menyebabkan masalah paru dan saluran pernapasan, rokok elektrik juga terbukti memiliki dampak toksik yang signifikan. Hal ini menegaskan bahwa vape tidak dapat dipandang lebih aman daripada rokok konvensional.

“Kami tidak bisa menyatakan bahwa rokok elektrik itu aman. Sebaiknya tidak digunakan hingga terbukti benar-benar aman. Rokok elektrik tidak dianjurkan sebagai metode untuk berhenti merokok,” tegasnya.

Reporter : Ahdalena

Redaktur : Ari Sukma Setiawan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *