Mendampingi Mereka Menggapai Asa: Kopi-Kelor di Hinas Kiri

Waktu Baca : 4 menit

Banjarbaruklik – Kali ini suara Kosim berbeda, tampak lebih bahagia. Seperti tahun lalu, ketika dia mengabarkan, bahwa dirinya telah terpilih sebagai Penyuluh Kehutanan Mandiri di tingkat Nasional. Senyumnya mengembang ketika menerima berbagai penghargaan dari Kementrian Kehutanan RI. Desa Hinas Kiri pun mendapatkan limpahan bantuan, seperti paket bibit ikan dan bibit unggas. Desa pun berubah terang benderang di malam hari, karena lampu bertenaga solar sel.

Kosim membangun rumah agak jauh dari tetangga kiri dan kanan, tepat di samping sebuah empang berukuran kurang lebih setengah hektar. Sebelum air masuk ke empang, telah pula di sediakan kolam sedimentasi. Jika hujan datang air yang keruh telah disaring oleh berbagai tanaman air, menggunakan prinsip fito-filtrasi. Dia memang berbeda dibanding yang lain.

Read More

Empang bikinan Kosim, dapat terhindar dari sedimentasi, karena konsentrasi padatan tersuspensipun dapat direduksi sebelum masuk di empang. Alhasil, air empang tetap terjaga kualitasnya. Selain airnya digunakan untuk mikroirigasi kebun pembibitan, juga digunakan untuk membudidayakan ikan Nila non-intensif.

Keluarga Kosim tidak hanya mengandalkan pendapatannya dari berladang, dia membuat sawah di lembah di kaki bukit, menanam pohon dan membudidayakan ikan. Mereka juga menanam palawija dalam kebun kecil di pekarangan rumahnya. Di sela-selanya bertebaran batang pohon, termasuk pohon karet sebagai sumber pendapatan bulanan keluarga. Puluhan pohon Meranti juga telah di tanam, sebagai tabungan hari tua dan akan di wariskan kepada anak dan cucunya kelak. Kesadaran terhadap kelestarian alam membuat cara berfikir Kosim menjadi berbeda.

Bermula dari kerjasama pelaksanaan Praktek Lapang, KKN, kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Lambung Mangkurat selama tujuh tahun terakhir telah mendampingi Kosim dan kelompoknya dalam berbagai kegiatan, seperti belajar dan diskusi tentang lingkungan Meratus, mengidentifikasi faktor pemicu pengembangan partisipasi masyarakat dan konservasi.

Pada tahun 2021 yang lalu, telah dilakukan pendampingan kepada kelompok ini untuk mengimplementasikan hutan binaan model Miyawaki, untuk konservasi di lahan miring. Pada tahun 2022 ini demplot percontohan plantasi Kelor (Moringa oleifera L)dalam kebun Permaculture dilakukan untuk memberikan contoh memanfaatan fito-protein sebagai substitusi bahan pangan.

Rangkaian panjang pendampingan kelompok usaha Kosim ini juga meliputi pengembangan jejaring kerjasama yang sinergis, baik secara formal atau pun informal, langsung atau pun tidak langsung dengan berbagai pihak. Diawali dari usaha pembibitan pohon untuk penghijauan, kini berkembang menjadi tempat belajar, seperti Praktek Lapang, KKN, destinasi wisata alam, bahkan sekelompok penggiat wisata mileneal pernah mengadakan Festival Kopi Meratus di tempat ini pada tahun 2021 yang lalu. Kini kerjasama ini telah berkembang dan dilaksanakan secara reguler.

Selanjutnya kerja sama dalam peningkatan mutu SDM di desa Hinas Kiri, beberapa anggota Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) akan diikutsertakan dalam acara “Digital Academy”, mereka akan berlatih mengolah informasi pariwisata dari daerah mereka, dan selanjutnya akan memasarkannya secara digital. Kehidupan masyarakat di desa Hinas Kiri sedang direncanakan menjadi “halaman depan” dalam upaya pelestarian Meratus, untuk mendukung usaha mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai Geopark Meratus, dan akan diekpresikan dalam bentuk konser musik oleh artis Nasional di akhir tahun ini.

Hinas Kiri juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) seluas 380 ha, dan dibiayai selama 3 tahun oleh Pemerintah Pusat. Sosialisasi telah dilakukan oleh BPDAS di akhir bulan Oktober 2022. Hal ini yang telah lama diimpikan oleh Kosim dan teman-teman sekelompoknya, begitu juga masyarat luas di desa Hinas Kiri yang tentu akan berkesempatan mendapatkan pekerjaan.

Sebagai kesimpulannya, tentu sinergitas pekerjaan ini, selanjutnya merupakan kesempatan yang baik untuk memajukan daerah dan masyarakat di desa Hinas Kiri, Kabupaten Hulu Sungai Tengah khususnya untuk mendukung upaya mitigasi perubahan iklim dan konservasi sumberdaya hayati. Bagi ULM, tentunya kerjasama ini memberikan manfaat dalam melaksanakan matra Tri Dharma, Pengabdian Kepada Masyarakat dan kesempatan mengembangkan kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk mendukung statusnya sebagai Perguruan Tinggi BLU.

Penulis:
Krisdianto, Muhammad Rusmin Nuryadin, Ridha Wati, Ibnu Adzie Saputro

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *