Kuba Kecam ‘Genosida Skala Rendah’ Israel Terhadap Palestina dengan Dukungan AS di Sidang ICJ

PM Netanyahu menyambut kedatangan Presiden Biden di Israel.(Foto : voi.id)
Waktu Baca : 2 menit

Banjarbaruklik – Menteri Luar Negeri Kuba, Anayansi Rodriguez Camejo, mengecam keras tindakan Israel terhadap rakyat Palestina, yang ia sebut sebagai ‘genosida skala rendah’, dengan dukungan dari Amerika Serikat. Pernyataan tegas ini disampaikan dalam sidang Mahkamah Internasional (ICJ) yang berlangsung sejak 19 Februari 2024, mengenai kebijakan Israel di Gaza dan Yerusalem Timur.

Sidang di Istana Perdamaian, Den Haag, Belanda, ini dihadiri oleh perwakilan dari 52 negara dan tiga organisasi internasional, dan dijadwalkan berakhir pada 26 Februari. Camejo menyoroti genosida yang dilakukan Israel tidak hanya terbatas pada konflik saat ini tapi melibatkan serangan berkelanjutan yang tidak bisa dihentikan oleh masyarakat internasional karena keterlibatan AS.

Read More

Camejo juga menolak pembenaran Israel bahwa tindakannya merupakan bagian dari hak mempertahankan diri dari terorisme. Menurutnya, ini hanyalah kebohongan yang dilontarkan oleh agresor untuk membenarkan tindakan kejamnya. Kuba, dalam sidang tersebut, mendesak agar tindakan Israel ini diakui sebagai genosida, mengingat kekejaman sistematis yang dilakukan terhadap bangsa Palestina.

Pada sidang yang sama, delegasi Palestina meminta ICJ untuk mengakui pendudukan Israel atas wilayah Palestina sebagai tindakan ilegal, yang mereka lihat sebagai kesempatan terakhir untuk mewujudkan negara Palestina yang merdeka dan terpisah dari Israel.

Latar belakang konflik ini mencakup serangan besar-besaran oleh Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang berujung pada pembalasan dari Israel termasuk blokade total Gaza dan serangan darat. Akibatnya, ribuan nyawa hilang, dan ratusan orang disandera. Qatar berperan dalam mediasi perundingan antara Israel dan Hamas, yang menghasilkan pertukaran tahanan, gencatan senjata, dan memungkinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.

Konflik berdarah ini meninggalkan lebih dari 100 orang masih dalam penyanderaan oleh Hamas, menurut laporan terakhir, menandai salah satu fase paling tragis dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Reporter : Ahdalena

Redaktur : Ari Sukma Setiawan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *