Banjarbaruklik – Kebiasaan sahur menjadi salah satu momen penting yang tidak hanya berkaitan dengan ibadah puasa, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan. Menurut pakar gizi klinis, Dr. dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK (K), menyantap sahur sebaiknya dilakukan mendekati waktu imsak untuk meminimalisir durasi berpuasa yang terlalu panjang.
Tantangan tidur larut malam seringkali membuat beberapa orang memilih untuk makan sahur di tengah malam. Namun, praktik ini kurang disarankan karena dapat memperpanjang periode tanpa asupan makanan dan minuman, sehingga risiko dehidrasi dan gangguan metabolisme menjadi lebih tinggi. “Jika puasa dilakukan lebih dari 12 hingga 14 jam, maka metabolisme tubuh tidak akan berjalan optimal,” jelas Dr. Nurul dalam sebuah wawancara.
Mengikuti sunah untuk makan sahur sebelum imsak tidak hanya baik secara spiritual tetapi juga memberikan manfaat kesehatan, termasuk mengurangi risiko dehidrasi. Meski kadang menantang karena harus mengatasi rasa kantuk, manfaat medis dan spiritual dari makan sahur pada waktu yang dianjurkan jauh lebih besar. “Mengatasi kantuk untuk sahur itu sendiri merupakan bagian dari keberkahan,” ungkap Dr. Nurul, menegaskan pentingnya mengikuti anjuran sahur yang sesuai dengan waktu yang dianjurkan.
Reporter : Ahdalena
Redaktur : Ari Sukma Setiawan