Penumpang Mengeluh Tak Ada Halte, Dewan Dorong Dishub Banjarbaru Koordinasi dengan BPTD XV Kalsel

Waktu Baca : 3 menit

Banjarbarklik – Selain banjir, masalah utama dalam sebuah kota adalah kemacetan. Salah satu contohnya ialah Kota Banjarbaru, yang kini menyandang sebagai Ibu Kota Provinsi (IKP) Kalimantan Selatan.

Sejak menyandang status IKP Kalsel, pertumbuhan penduduk tak terhindarkan, kemacetan pun sering terjadi dibeberapa titik ruas jalan di Kota Banjarbaru, terlebih saat pagi, sore dan akhir pekan.

Read More

Beberapa tahun terakhir di Kalsel telah hadir fasilitas berupa angkutan umum guna meminimalisir kemacetan, polusi udara dan kecelakaan lalu lintas.

Adapun angkutan umum diantaranya Bus Rapid Transit (BRT), Buy The Service (BTS) Teman Bus hingga DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia) atau saat ini disebut dengan Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia.

Hadirnya angkutan umum tentunya harus dilengkapi dengan fasilitas halte. Di Kota Banjarbaru sendiri ada beberapa titik pemberhentian BTS Teman Bus namun masih ditemui ada beberapa yang belum tidak dilengkapi dengan halte salah satunya berada di Jalan Ahmad Yani Km 29 (Indomaret) dan Jalan Ahmad Yani Km 36 (seberang FMIPA ULM).

Jalan Ahmad Yani Km 36 (seberang FMIPA ULM)

Mengetahui hal tersebut, Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarbaru, Nurkhalis Anshari meminta agar fasilitas halte-halte transit harus berupa halte yang beratap bukan sekedar bus stop.

“Calon penumpang harus merasa nyaman saat menunggu angkutan. Tentunya tidak kehujanan dan kepanasan,” ucapnya kepada Banjarbaruklik.com.

Komisi III DPRD Kota Banjarbaru, Nurkhalis Anshar

Politisi muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendorong Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru untuk berkoordinasi dengan pihak Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XV Kalsel.

Meski titik pemberhentian bus merupakan wewenang pusat. Menurutnya, sudah selayaknya Pemerintah Kota Banjarbaru dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk memikirkan hal tersebut demi kenyamanan masyarakat.

“Kalau dari Pemkot tidak ada rencana membangun bisa saja berkoordinasi atau merekomendasikan kepada pihak BPTD untuk pembangunan halte maupun penambahan titik halte yang strategis,” tambahnya.

Masih kata Nurkhalis, koordinasi antara Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru dengan BPTD Kalsel harus terus berkelanjutan. “Kami mendorong Dinas Perhubungan untuk proaktif dengan BPTD Kalsel,” tuntasnya.

Sementara itu, Gading Arya Dewa (20) warga Komplek Pesona Puri Banjar Asri, Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin, mengeluhkan karena tidak adanya halte.

“Setiap ke kampus saya menggunakan BTS. Nunggu bus di sini (pemberhentian bus di Km 29) berdiri. Berharap segera dibangun halte supaya saya bisa sambil duduk tidak kepanasan dan kehujanan,” ujar Gading.

Gading yang merupakan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) mengaku naik dan turun di pemberhentian bus yang tidak ada haltenya.

“Saya naik bus di depan Indomaret turunnya di seberang FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, sama-sama tidak ada haltenya,” ucapnya.

Dirinya mengaku lelah berdiri saat menunggu bus, terlebih saat cuaca panas. “Paling cepat berdiri menunggu 10 menit dan paling lama sampai 30 menit,” pungkasnya. (Adl)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *