Mengenali Tanda-Tanda Kolesterol Tinggi, Kondisi Serius yang Sering Diabaikan

Ilustrasi kolestrol.(Foto : nutrivenutrition.com)
Waktu Baca : 2 menit

Banjarbaruklik – Kolesterol tinggi telah lama dikenal sebagai salah satu faktor risiko utama untuk berbagai penyakit berbahaya, termasuk penyakit jantung dan stroke. Meskipun sering tidak menunjukkan gejala spesifik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya kesadaran tentang tanda-tanda kolesterol tinggi untuk deteksi dini dan pengelolaan yang efektif.

Kolesterol, zat yang dihasilkan oleh metabolisme lemak dalam tubuh, memiliki peran vital dalam pembentukan sel dan hormon serta mendukung sistem pencernaan. Namun, keseimbangan antara kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) harus dijaga. Kolesterol jahat yang berlebihan bisa menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan kondisi kesehatan serius lainnya.

Read More

Menurut data dari Kemenkes, seseorang bisa dikategorikan memiliki kolesterol tinggi jika total kolesterolnya lebih dari 239 mg/dL dan/atau kolesterol LDL lebih dari 159 mg/dL. Selain itu, tingkat trigliserida yang merupakan jenis lemak lain dalam darah juga perlu diawasi, dengan 150-199 mg/dL sudah dianggap batas tinggi.

Tanda-tanda kolesterol tinggi mungkin tidak selalu terlihat, namun beberapa gejala dapat muncul sebagai akibat dari kondisi yang diakibatkan oleh kolesterol tinggi, termasuk:

  1. Xanthoma, benjolan lemak berwarna kekuningan yang bisa muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk kelopak mata.
  2. Nyeri pada Tangan dan Kaki, yang bisa menjadi indikasi penyakit arteri perifer, kondisi di mana pembuluh darah ke ekstremitas menyempit atau tersumbat.
  3. Nyeri Dada, gejala umum penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh penumpukan plak di arteri jantung.
  4. Sesak Napas, yang bisa terjadi ketika jantung kesulitan memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh.
  5. Pusing dan Hilang Keseimbangan, tanda potensial dari stroke, kondisi serius yang terjadi ketika pembuluh darah ke otak tersumbat atau pecah.
  6. Meracau, bisa menjadi gejala stroke yang mempengaruhi kemampuan berbicara.
  7. Gangguan Ereksi, kondisi yang meskipun tidak langsung disebabkan oleh kolesterol tinggi, bisa merupakan efek dari penyakit yang terkait dengan kolesterol tinggi, seperti penyakit jantung.

Para ahli kesehatan menekankan bahwa pemeriksaan darah rutin adalah cara terbaik untuk mengetahui kadar kolesterol, mengingat kondisi ini sering tidak menunjukkan gejala yang jelas. Deteksi dini dan pengelolaan kolesterol tinggi melalui perubahan gaya hidup dan, jika perlu, pengobatan, bisa secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Reporter : Ahdalena

Redaktur : Ari Sukma Setiawan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *