Kehancuran dan Kepedihan: Kisah Idul Fitri di Tengah Pengungsian Massal Gaza

Warga Palestina mengunjungi makam anggota keluarga atau kerabat mereka pada hari raya Idul Fitri Rabu, 10 April 2024, di tengah konflik yang berlanjut antara Israel dan kelompok Hamas.(Foto : voaindonesia.com)
Waktu Baca : 2 menit

Banjarbaruklik – Idul Fitri, yang biasanya menjadi waktu untuk berkumpul dan merayakan, kini menjadi momen penuh keprihatinan bagi warga Gaza. Enam bulan setelah konflik antara Israel dan Hamas, perayaan berlangsung di tengah pengungsian massal, kehancuran rumah, dan kelaparan yang meluas.

Naeema al-Dah, seorang ibu yang kehilangan dua anaknya akibat serangan Israel, mengungkapkan bahwa kegembiraan Idul Fitri telah hilang. Bersama suaminya dan keluarga lainnya, mereka berlindung di tenda, fokus pada korban selamat dan krisis kemanusiaan yang melanda.

Read More

Iman Al-Dah, putri Naeema Al-Dah, menyatakan bahwa Idul Fitri tahun ini datang tanpa baju baru, tanpa uang untuk anak-anak, dan tanpa kegembiraan. Bagi mereka yang kehilangan rumah dan sanak saudara, perayaan ini tak lagi membawa sukacita.

Di Kamp Pengungsi Jabaliya, Mohamed mengungkapkan kesulitan dalam memperoleh makanan dan minuman untuk anak-anaknya. Mereka merayakan Idul Fitri dengan pakaian yang sama, terpaksa bertahan dengan kondisi yang sulit.

Umm Youseff menyoroti kehancuran yang diakibatkan oleh serangan Israel, yang menghilangkan segala hal yang dulu membuat anak-anak bahagia. Namun, meskipun menderita, mereka tetap bersyukur dan berharap akan kembali bahagia suatu hari nanti.

Konflik antara Israel dan Hamas telah menyisakan luka mendalam. Ribuan nyawa hilang, jutaan warga Gaza mengungsi, dan tuduhan genosida pun muncul. Namun, di tengah kepedihan ini, semangat bertahan dan harapan akan masa depan tetap menyala di hati warga Gaza.

Reporter : Ahdalena

Redaktur : Ari Sukma Setiawan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *