Fenomena Olahraga Meningkat: Pentingnya Pemahaman Batasan untuk Mencegah Risiko Kesehatan Jantung

Fenomena jantung kolaps saat olahraga bisa dihindari dengan mengetahui heart rate maksimal.(Foto : detik.com)
Waktu Baca : 2 menit

Banjarbaruklik – Dalam pandemi yang mendorong peningkatan aktivitas fisik, perhatian terhadap kesehatan jantung semakin penting. Meskipun olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, tren ini juga disertai dengan kekhawatiran akan kasus kematian mendadak akibat jantung kolaps.

Dokter jantung, dr. Dian Zamroni, menyoroti aspek penting terkait keselamatan saat berolahraga. “Tren bertambahnya orang berolahraga itu sebenarnya positif, tapi kita harus ingat bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda terkait aktivitas fisik,” ujarnya dengan tegas.

Read More

Pentingnya memahami denyut jantung maksimal menjadi sorotan utama dalam pencegahan dampak buruk olahraga berlebihan. Salah satu cara yang diungkap dr. Dian adalah dengan menghitung denyut jantung maksimal menggunakan rumus umum, yaitu 220 dikurangi dengan usia seseorang. Sebagai contoh, seseorang berusia 40 tahun memiliki denyut jantung maksimal 180 bpm (beats per minute).

“Ada batas aman yang harus diperhatikan, yaitu 85 persen dari denyut jantung maksimal. Saat mencapai batas ini, penting untuk melakukan pendinginan, istirahat, dan menurunkan denyut jantung sebelum melanjutkan. Kita tidak boleh melampaui kapasitas jantung kita,” tambahnya.

Pemantauan denyut jantung maksimal menjadi lebih mudah dengan perangkat wearable, seperti sportwatch, yang memberikan peringatan saat olahraga melebihi batas yang aman bagi jantung. Namun, dr. Dian juga menekankan pentingnya tes treadmill untuk mengukur daya tahan secara lebih objektif, membantu mengetahui performa jantung seseorang.

Perhatian terhadap batasan-batasan dalam aktivitas fisik sangat penting. Pesan dari para ahli kesehatan jantung adalah bahwa olahraga yang bijak, sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, adalah kunci untuk menjaga kebugaran tanpa meningkatkan risiko kesehatan jantung.

Reporter : Ahdalena

Redaktur : Ari Sukma Setiawan

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *