Perkebunan dan Peternakan Kalsel Berbasis Pentahelix

Kepala Disbunak Kalsel (tengah) saat diwawancarai awak media
Waktu Baca : 2 menit

Banjarbaruklik – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan aktif mendorong pertumbuhan sektor perkebunan dan peternakan dengan pendekatan Pentahelix, melibatkan pemerintah, akademisi, swasta, masyarakat, dan media.

Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan pekebun dan peternak.

Read More

Kadisbunnak Kalsel, drh Suparmi, menjelaskan bahwa program yang dikembangkan oleh Disbunnak Kalsel menekankan pada pendekatan Pentahelix.

“Program ini tidak hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga melibatkan lima unsur yaitu akademisi, swasta, masyarakat, komunitas, dan media, yang semuanya memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan sektor perkebunan dan peternakan di Kalsel,” ujarnya saat mensosialisasikan program Disbunnak Kalsel Tahun 2024 di Banjarbaru pada Selasa (5/12/2023).

Suparmi menyebutkan bahwa saat ini ada empat program inovasi di bidang perkebunan dan peternakan yang tengah dikembangkan oleh Disbunnak Kalsel. Antara lain, program Siskaku Intip, Bang Sibun Bekaret, Bang Kodim, dan Siti Hawalari.

Program Siskaku Intip, yang merupakan Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma, terus berkembang di Kalsel dengan 22 klaster peternakan sapi di areal kebun sawit perusahaan.

Program ini, yang telah menjadi role model nasional, bertujuan untuk optimalisasi lahan perkebunan sawit untuk peternakan sapi, dengan tujuan meningkatkan produksi daging dan kesejahteraan pekebun.

Di sektor perkebunan karet, Disbunnak Kalsel mengembangkan program Bang Sibun Bekaret, yaitu pengembangan koperasi pekebun berbasis kawasan karet.

Tujuan program ini adalah untuk menopang ekonomi para petani karet ketika harga karet turun dan produksi rendah.

Program lainnya, seperti Bang Kodim, fokus pada pengembangan tanaman kopi terintegrasi. Sementara program terakhir adalah pengembangan plasma nutfah Itik Alabio, baik di lahan rawa maupun lahan kering, melalui inovasi yang dinamakan Siti Hawalari.

“Program ini tidak hanya melibatkan masyarakat, khususnya para pekebun dan peternak, tetapi juga menggandeng teknologi dan generasi milenial,” tutup Suparmi

Sosialisasi program perkebunan dan peternakan Kalsel ini turut dihadiri oleh Karo Adpim Setdaprov Kalsel, H Berkatullah, dan Kadiskominfo Kalsel, HM Muslim.

Reporter : Ahdalena
Redaktur : Ari Sukma Setiawan

 

 

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *