Banjarbaruklik – Ratusan massa simpatisan salah satu calon anggota legislatif (caleg) di Banjarbaru mengamuk setelah merasa tidak puas dengan hasil pemilihan umum (pemilu).
Massa ini awalnya menggunakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara (TPS), tetapi ketika keputusan lembaga penyelenggara pemilu mengumumkan bahwa caleg yang mereka dukung tidak terpilih, emosi pun memuncak.
Peristiwa tersebut menyulut kerusuhan di TPS, dengan botol kosong dan batu dilemparkan, sehingga armada water cannon dari Polres Banjarbaru harus diterjunkan untuk mengatasi kerumunan.
Namun, perlu dijelaskan bahwa peristiwa tersebut sebenarnya adalah bagian dari rangkaian simulasi sistem pengamanan kota (sispamkota) yang diadakan oleh Polres Banjarbaru.
Simulasi tersebut dilakukan sebagai persiapan menghadapi Pemilu 2024 dan diselenggarakan di Polres Banjarbaru pada Rabu (27/9/2023) pagi.
Kapolres Banjarbaru, AKBP Dody Harza Kusumah, menjelaskan bahwa simulasi tersebut dimaksudkan untuk melatih aparat dalam menghadapi situasi eskalasi keamanan, mulai dari kondisi aman hingga huru hara massa.
Dalam simulasi ini, sebanyak 588 personel diterjunkan dalam sispamkota, yang merupakan dua pertiga dari jumlah kekuatan yang ada. Dody juga menyebutkan bahwa mereka menerima bantuan personel dari Polda Kalsel.
Meskipun situasi keamanan di Banjarbaru dianggap relatif aman sejak Pilkada 2020, Polres Banjarbaru tetap siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan dan memastikan keamanan di kota tersebut.